Post ini akan menjelaskan tentang tugas ke 2 dalam softskill
Bahasa Indonesia, yaitu tentang Kalimat.
A. Kalimat
(Rahayu,
2007:78) Kalimat ialah satuan bahasa yang terkecil, dalam wujud lisan atau
tulis yang memiliki sekurang-kurangnya subjek (s) dan predikat(p), jika tidak
mempunyai S dan P, penyataan itu bukanlah kalimat, melainkan frase. Kalimat
bagi seorang pembaca ialah kesatuan kata yang mengandung makna/pikiran,
sedangkan bagi seorang penulis, kalimat ialah satu kesatuan pikiran/makna yang
di ungkapkan dalam kesatuan kata. Kalimat merupakan unsur penting untuk
mengungkapkan fakta, pikiran, sikap, dan perasaan. Hal ini harus di ungkapkan
dalam kalimat efektif, yaitu kalimat yang menimbulkan daya khayal pada pembaca,
minimal mendekati apa yang dipikirkan penulis. Kalimat efektif ialah kalimat
yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis
saja, tetapi juga harus hidup segar, mudah dipahami, serta sanggup menimbulkan
daya khayal pada diri pembacanya.
B. Unsur-unsur kalimat
1. Subjek
Disebut juga pokok kalimat. Merupakan unsur inti dari
kalimat. Biasanya berupa kata benda atau kata lain yang dibendakan. Untuk
mencari subjek dalam kalimat dapat diajukan pertanyaan dengan kata tanya
“siapa” dan “apa”.
Dita menanam singkong.
Semua Mahasiswa Gunadarma sedang menjalani ujian.
2. Predikat
Merupakan unsur inti pada kalimat yang berfungsi untuk menerangkan
subjek. Biasanya berupa kata kerja atau kata sifat. Untuk mencari predikat
dalam kalimat dapat diajukan pertanyaan dengan kata tanya “mengapa” dan
“bagaimana”.
Contoh :
Ani pergi sekolah dengan berjalan kaki.
Doni bermain laptop.
Ani pergi sekolah dengan berjalan kaki.
Doni bermain laptop.
3. Objek
Merupakan keterangan predikat yang erat hubungannya dengan predikat.
Biasanya terletak di belakang predikat. Dalam kalimat pasif, objek menduduki
fungsi subjek. Terdiri dari dua macam yaitu objek penderita dan objek penyerta.
Objek penderita adalah kata benda atau yang dibendakan baik berupa kata atau
kolompok kata yang merupakan sasaran langsung dari perbuatan atau tindakan yang
dinyatakan oleh subjek.
Makna objek penderita :
Penderita
Contoh: Pak Ali membajak sawah.
Contoh: Pak Ali membajak sawah.
Penerima
Contoh: Ibu menjahit baju adik.
Tempat
Contoh: Wisatawan mengunjugi Pulau Bali.
Alat
Contoh: Andi melempar bola ke arah Budi.
Contoh: Andi melempar bola ke arah Budi.
Hasil
Contoh: Anak-anak mengerjakan tugas pelajaran Bahasa Indonesia.
Objek penyerta adalah objek yang menyertai subjek dalam
melakukan atau mengalami sesuatu.
Makna objek penyerta:
Penderita
Contoh: Ibu membelikan adik buku baru.
Hasil
Contoh: Penjahit itu membuatkan ibu baju kebaya.
4. Keterangan
Mempunyai hubungan yang renggang dengan predikat.
Jenis-jenis keterangan :
Jenis-jenis keterangan :
Keterangan tempat
Contoh: Ayah akan perdi ke Surabaya
Keterangan alat
Contoh: Ibu memotong sayuran dengan pisau.
Keterangan waktu
Contoh: Andi belajar matematika pukul 8 malam.
Contoh: Andi belajar matematika pukul 8 malam.
Keterangan tujuan
Contoh: Bayi harus minum susu supaya sehat.
Keterangan penyerta
Contoh: Ibu pergi ke pasar bersama kakak.
Contoh: Ibu pergi ke pasar bersama kakak.
Keterangan cara
Contoh: Bacalah buku itu dengan seksama.
Contoh: Bacalah buku itu dengan seksama.
Keterangan similatif
Contoh: Pak Doni berbicara di rapat sebagai ketua panita.
Keterangan sebab
Contoh: Toni tidak naik kelas karena malas belajar.
Contoh: Toni tidak naik kelas karena malas belajar.
C. Pola Kalimat
Pengajaran fungsi kalimat merupakan pengetahuan standar yang diajarkan dalam kelas-kelas bahasa bahkan mulai di sekolah dasar, sekolah menengah, sampai perguruan tinggi. Berdasarkan pola dasarnya, Badudu (1990: 32) mengungkapkan pola (1) S-P, (2) S-P-O, (3) S-P-Pel, (4) S-P-K, (5) S-P-O-Pel, (6) S-P-O-Pel-K, (7) S-P-O-K, dan (8) S-P-Pel-K. Kedelapan pola dasar itu, dapat diturunkan menjadi varian yang tak terbatas sebagaimana dari 26 huruf latin diturunkan menjadi kata tertulis bahasa Indonesia yang tak terbatas.
Contoh :
1. S-P
Kucing mengeong.
2. S-P-O (P sebagai kata kerja transitif)
Angga menonton Sepak bola.
3. S-P-Pel (P sebagai kata kerja intransitif)
Mita tertawa terbahak-bahak.
4. S-P-K
Ayah pergi ke Eropa.
5. S-P-O-Pel (P sebagai kata kerja bitransitif)
Mira membelikan mainan untuk adiknya Ferry.
6. S-P-O-Pel-K
Atika mengikuti seminar tentang pajak di Gunadarma.
7. S-P-O-K
Vitha mengendarai mobil ke Kampus.
8. S-P-Pel-K
Angga tertawa terpingkal-pingkal melihat Esra tercebur ke kolam ikan.
D. Macam-macam Kalimat
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas
dua unsur inti dan boleh diperluas dengan satu atau lebih unsur-unsur tambahan,
asal unsur-unsur tambahan itu tidak boleh membentuk pola baru. Kalimat tunggal,
misalnya kalimat inti, kalimat luas, kalimat verbal, kalimat nominal, dan
kalimat tidak lengkap. (definisi kalimat tunggal )
Contoh:
1. Kalimat inti. Contoh: Rista menggambar.
2. Kalimat luas. Contoh: Rista menggambar bunga
teratai.
3. Kalimat nominal. Contoh: Ayamnya lima ekor.
Selain kalimat tunggal, kita juga mengenal adanya kalimat
majemuk. Kalimat majemuk adalah penggabungan dua kalimat tunggal atau
lebih, sehingga kalimat yang baru mengandung dua atau lebih klausa. Hubungan
antarklausa tersebut ditandai dengan kata hubung (konjungsi). ( definisi
kalimat majemuk )
Kalimat majemuk dibedakan atas tiga macam. ( Jenis jenis
kalimat majemuk )
1. Kalimat majemuk setara
Kalimat majemuk setara yaitu penggabungan dua kalimat tunggal dan tiap-tiap unsur-unsurnya mempunyai kedudukan setara.
Kalimat majemuk setara yaitu penggabungan dua kalimat tunggal dan tiap-tiap unsur-unsurnya mempunyai kedudukan setara.
Contoh:
a. Saya akan datang ke rumahmu sekarang atau nanti malam.
b. Dia sangat baik hati dan suka menolong.
2. Kalimat majemuk bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat memperlihatkan berbagai jenis
hubungan semantis antara klausa yang membentuknya.
Contoh:
Saya mengerjakan pekerjaan itu sampai larut malam agar besok pagi dapat mengumpulkannya.
Kalimat yang hubungan antara pola-pola kalimat itu ada yang sederajat dan ada yang bertingkat.
Contoh:
Setelah saya bangun tidur, saya mandi, berganti pakaian, sarapan, lalu berangkat ke sekolah.