Campus

gundar

Halaman

-

Photobucket Photobucket

Selasa, 16 Juli 2013

Tugas Bahasa Indonesia 2 ( tugas pertama )

Deteksi Sonority Peak untuk Penderita Speech Delay Menggunakan Speech Filing System

1. Abstrak

Keterlambatan bicara atau speech delay menunjukkan perkembangan di bawah rata-rata anak normal. Anak yang mengalami gangguan bicara mengakibatkan ketidakjelasan pada proses artikulasi berupa produksi voiced dan unvoiced dan intonasi. Analisis sonority peak digunakan dalam penelitian ini dibantu dengan perangkat lunak Speech Filing System untuk melakukan melakukan segmentasi dan transkripsi dengan hasil spectrum data bunyi. Hasil penelitian menunjukkan range frekuensi sekitar 100-200 Hz, sonority peak ditemukan pada vocal (voiced) pada silabel pertama. Secara visual fitur hasil penelitian menunjukkan bahwa penderita speech delay mengalami gangguan produksi bicara (intelligibility), kurangnya output verbal dan 
pemahaman kata, namun visual languagenya berfungsi baik. Temuan sonority peak atau silabel tidak stabil pada kelompok usia rendah maupun tinggi. 


Kata kunci: sonority peak, speech delay, speech filing system

2. Latar Belakang


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterlambatan bicara pada anak-anak , sehinggga mengakibatkan ketidakjelasan pada proses artikulasi berupa produksi voiced dan unvoiced dan intonasi. Analisis sonority peak digunakan dalam penelitian ini dibantu dengan perangkat lunak Speech Filing System untuk melakukan segmentasi dan transkripsi dengan hasil spectrum data bunyi. Hasil penelitian menunjukkan range frekuensi sekitar 100 - 200 Hz, sonority peak ditemukan pada vocal ( voiced ) pada silabel pertama. Secara visual fitur hasil penelitian menunjukkan bahwa penderita speech delay mengalami gangguan produksi bicara ( intelligibility ), kurangnya output verbal dan pemahaman kata, namun visual languagenya berfungsi baik.

3. Tujuan Penelitian

Untuk menganalisi anak-anak yang mengalami keterlambatan bicara dengan menggunakan software SFS, sehingga bisa mendeteksi perkembangan akuistik fonologi seperti silabel,morfem atau domain bunyi segmental dan bunyi suprasegmental.

4. Metode Penelitian

• Penelitian ini merujuk pada Teori Fonologi Metrik (Metrical Phonology Theory) sebagai pengembangan teori fonologi (Liberman & Prince, 1977). Teori mengidentifikasi penekanan suku kata. Data pola irama suku kata disegmentasikan pada satu dimensi bunyi dengan deretan KV (CV-tier).

• —Teori Fry (1955, 1958) dan Lehiste (1970) menggunakan ciri bunyi untuk menentukan tekanan bunyi pada suku kata, yaitu (i) kenyaringan suku kata, (ii) panjang pendek Suku kata dan (iii) tinggi rendah bunyi (pitch) atau frekuensi dasar (fundamental).

• Penelitian ini,mengambil data dari audio dan visual secara personal dalam 2 tahap. Pertama, tahap fitur visual, yaitu prosodic dan spektral, dan visual fitur ( yaitu menganalisis produksi suara melalui mimik objek ).


5. Hasil Penelitian

Hasil penelitian diperoleh melalui (1) proses perekman data, (2) proses editing, dan (3)segmentasi kata. Selanjutnya dilakukan proses sinkronisasi karena setiap kata yang dilafalkan mempunyai interval waktu yang berbeda. Analisis data dilakukan dengan melakukan proses editing dan dilanjutkan dengan pengamatan waktu serta frekuensi. Masing-masing kata dicari kualitas rekaman yang terbaik. Setiap kata yang dimasukkan oleh subjek diulang sebanyak 10 interval 2 detik. Diperoleh data mentah dengan 10 kali pengucapan untuk setiap kata. Hasil analisis data menunjukkan bahwa perolehan pitch low durability dan sedikit berbeda antara dua kelompok usia. Hasil analisis kata benda (’ayam’, ’bola’) dan kata kerja ’buka’ menunjukkan perfoma yang berbeda tipis pada tataran usia. Penilaian perolehan voiced dan unvoiced
menunjukkan bahwa, yaitu :



Data perolehan sonority peak nomina dan intonasi menunjukkan kestabilan perkembangan perolehan suara. Kenyaringan menunjukkan bahwa anak yang berusia lebih tinggi kurang nyaring dalam mengucapkan kata yang diminta. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat perkembangan yang positif pada mental anak. Anak mulai dapat membedakan intonasi yang datar harus digunakan pada kata nomina.



Data perolehan hasil perolehan sonority peak verba menunjukkan hasil yang sangat baik, karena verba yang diminta adalah kosa kata imperative dan subjek dapat mempraktekkan dengan baik sesuai dengan rentang usia.



Hasil perolehan silabel voiced (bersuara) menunjukkan gejala yang belum stabil.  Pada kata’buka’ anak yang berusia lebih tinggi memberikan respon frekuensi yang lebih rendah.  Hal tersebut diakibatkan control suara subjek sudah berjalan stabil disebabkan oleh durasi proses  terapi dan kematangan usia serta proses perkembangan kemampuan kognitif.

Hasil penelitian menunjukkan puncak silabel adalah bunyi vokal. Contoh kata [ayam], yang terdiri dari bunyi [a], [y], [a], dan [m]. Bunyi [y] dan bunyi [m] adalah bunyi konsonan, sedangkan bunyi [a] adalah bunyi vokal. Bunyi [a] pada kata itu menjadi puncak silabis dan puncak kenyaringan, karena pada proses produksi menunjukkan ruang resonansi yang lebih besar. Tabel1, 2 dan 3 adalah hasil analisis spektografi berikut:




6. Kesimpulan

Anak speech delay sering menemui kendala dalam memproduksi ujaran lisan (artikulasi, pitch, dan intonasi). Ditemukan indikasi adanya infleksi dan intonasi monoton pada subjek penelitian. Terdapat distorsi pada pitch, intonasi, dan pola stress. Pola intonasi yang dibatasi oleh batas nada tinggi atau rendah menunjukkan nada yang relatif datar dan lemah. Pitch yang dihasilkan lemah, kontrol volume kurang dan kualitas vokal yang relatif lemah.

7. Refrensi



American Psychiatric Association Proposed Revision: Definition of a Mental Disorder Retrieved December 20th 2011

Fitch, J. L. (1973). Voice and articulation. In B. B. Lahey (Ed.), The Modification of language 

behavior (pp. 130-177). Springfield, IL: Charles C. Thomas Publisher.

Fox, D. R. (1978). Evaluation of Voice Disorders. In S. Singh, & J. Lynch (Eds.).

Gleason, J. B. (2001). The development of language (5th ed.). Boston: Allyn and Bacon Publishers.

Hargrove, P. M. (1997). Prosodic aspects of language impairment in children.

Topics in Language Disorders, 17(4). 76-83.

Goldfield BA & Reznick J S (1990). Early lexical acquisition : rate, content, and the vocabulary spurt. Journal of Child Language, 17.

Sumber :


Deteksi Sonority Peak untuk Penderita Speech Delay Menggunakan Speech Filing System

Disusun oleh : 

1)  Muhammad Subali,
2)  Tri 
Wahyu Retno Ningsih, M. Kholiq
1)  
Sekolah Tinggi Teknik Cendekia (STTC),
2)  
Universitas Gunadarma. Jl. Margonda Raya 100 Pondok Cina Depok
muhammadsubali@yahoo.com, t_wahyu@staff.gunadarma.ac.id

Contact person